Lailatul Qadar

Lailatul Qadar [i]

Lailatul qadar, adalah salah satu dari malam-malam bulan Ramadan yang disebutkan dalam dua surah A1 Qur-an. Dalam surah Ad Dukhan Allah mensifatkannya dengan malam yang mendatangkan keberkatan (lailah mubarakah), di malam itu diselesaikan segala urusan.

Firman Allah maksudnya :

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur-an) di malam yang penuh keberkatan. Sesungguhnya Kami adalah orang yang memberi peringatan. Di dalamnya diselesaikan segala urusan yang penuh mengandung hikmah. Sebagai suatu perintah dari diri Kami. Sesungguh­nya Kami mengirimkan utusan-utusan sebagai suatu Rahmat dari Tuhaumu. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. (ayat 2; S. 44, Ad Dukhan).

 

Dalam Surat Al Qadar Allah mensifatkannya dengan suatu sifat yang sangat mulia, yaitu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Malaikat turun di dalamnya. Dan malam itu merupakan “salam” (kesejahteraan) bagi manusia.

Firman Allah maksudnya :

 

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur-an) pada malam Al qadar. Apakah yang dimaksudkan dengan malam al qadar. Malam al qadar itu adalah lebih baik dari 1000 bulan. Turunlah Malaikat dan Ruh(Jibril) padanya dengan idzin Tuhan mereka. Selamatlah malam itu hingga keluar fajar(ayat I 6; Al Qadar).

Dalam surat All Baqarah di isyaratkan kepada sebab-sebab yang karenanya malam ini memperoleh kedudukan yang sangat tinggi itu.

Firman Allah maksudnya:

„Bulan Ramadlan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur-an untuk menjadi pelunjuk bagi manusia dan beberapa keterangan yang nyata yang merupakan petunjuk dan pemisah antara yang haq dan dengan yang bathil”. (Q.A. 185; S. 2; Al Baqaroh).

Sudah nyata, bahwa permulaan turun Al Quran atau permulaan turun ayat Risalah, adalah didalam bulan Ramadlan. Lailatul qadar, adalah malam yang penuh keberkatan (lailah mubarakah) yang mempiuiyai keistimewaan, malam yang lebih baik dari seriibu bulan, bahkan dari seumur manusia.

Al Imam Muhammad Abduh mema’nakan Al Qadar sebagai berikut: Qadar adakala berma’na: “taqdir”, karena Allah pada malam ini memulai mentaqdirkan agamaNya dan membatasi Khiththah untuk Nabi-Nya dalam menyeru manusia kepada Agama, yang melepaskan mereka dari kerusakkan dan kehancuran, yang sedang mereka derita. Dan adakala berma’na: “syarf” (kemuliaan dan kebesaran), karena Allah telah mengangkatkan pada malam itu kedudukan Nabi-Nya dan memuliakannya dengan Risalah, membangkitnya menjadi Rasul. Hal ini telah diisyaratkan Allah, bahkarn ditegaskan, bahwa malam itu, adalah malam yang mulia, malam difturankan All Qur-an.

Dalam Surat AI Qadar berulangkali Allah metnyebutkan kalimat Al Qadar dan ditanyakan apakah Al Qadar itu?

Pertanyaan ini menunjukkan bahwa kemuliaan malam itu, adalah kemuliaan yang sukar diketahui keadaannya.


[i]Di Scan dari Pedoman Puasa- Prof. DR. T.M Hasbi Ash. Shiddieqy  ms232-234 – Cetakan Bulan Bintang 1977

DENGAR JUGA KULIAH INI :

Tinggalkan Jawapan

Masukkan butiran anda dibawah atau klik ikon untuk log masuk akaun:

WordPress.com Logo

Anda sedang menulis komen melalui akaun WordPress.com anda. Log Out /  Tukar )

Twitter picture

Anda sedang menulis komen melalui akaun Twitter anda. Log Out /  Tukar )

Facebook photo

Anda sedang menulis komen melalui akaun Facebook anda. Log Out /  Tukar )

Connecting to %s