Oleh : Aburedza
As-Shabuni[1] menulis dalam bukunya Aqidatus-Salaf , menyatakan bahawa Ahlul-Hadith[2] berpendapat :
1.Harus melaksanakan solat Jum’at, solat ‘Ied dan selain keduanya di belakang imam muslimin baik dia shalih maupun fajir (jahat)[3].
2.Mereka juga berpendapat bahwa berjihad melawan orang-orang kafir itu bersama-sama pemerintah meskipun mereka zalim dan fasiq.
3.Mereka juga menganjurkan untuk mendo’akan mereka agar menjadi baik dan mendapat hidayah (serta menebarkan keadilan dalam masyarakat)
4.Mereka juga tidak membolehkan untuk memberontak kepada pemimpin-pemimpin fasiq tersebut, meskipun mereka menyaksikan penyimpangan pemerintah dari konsep keadilan dan menggantinya dengan diktatorisme dan penindasan.
5.Mereka juga berpendapat untuk memerangi para pemberontak sampai orang-orang itu kembali taat kepada pemerintah yang adil.
[1] Beliau ialah Abu Othman As-Shabuni Ismail bin Abdur Rahman bin Ahmad bin Ismail bin Ibrahim bin Aamir bin Aabid. Lahir pada 373 H dan wafat 468 H .
[2] Ahlul-Hadith ialah orang-orang yang mewarisi ilmu-ilmu wahyu daripada Rasullah S.A.W iaitu dimulai generasi sahabat, kemudian generasi tabiin sehingga generasi tabiit tabiin.
[3] Pada nota kaki buku terjemahan terbitan Jahabersa dicatit dalil mengenai pekara tersebut ialah riwayat daripada Ibnu Abi Syaibah dengan isnad yang sahih.