Selamat Berpuasa Ramadan 1432 : La ‘allakum Tattaqun

Hari ini 1 Ramadan 1432, seluruh umat Islam memulai puasa Ramadan, sesuai dengan perintah Allah

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

bermaksud:

183. Wahai orang-orang yang beriman! kamu diwajibkan berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang yang dahulu daripada kamu, supaya kamu bertaqwa  (La ‘allakum Tattaqun)

– al baqarah 183

Maksud sabda Nabi s.a.w:

Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala (keridhoan) Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (HR. Bukhari)

Islam dibangun di atas lima perkara, mengesakan Allah, mendirikan salat, membayar zakat, Puasa Ramadan dan menunaikan haji. (HR. Muslim)

SELAMAT BERPUASA

 

Haji Seorang Anak Untuk Ayahnya

Haji Seorang Anak Untuk Ayahnya

Imam Ibnu Qayyim  Al Jauziyah  menulis pada bab Fatwa-fatwa Rasulullah SAW Dalam Masalah Haji  dalam kitabnya I’lamul Muwaqi’in:

Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah SAW, ia berkata

“Sesungguhnya bapakku ketika menemukan agama Islam sudah sangat tua, sehingga tidak mampu untuk menaiki tunggangan. Padahal ibadah haji diwajibkan bagi kita semua. Apakah aku harus berhaji untuknya ? ” Rasulullah S.a.w  bertanya: “Apakah engkau anaknya yang paling besar?” Ia berkata: “Benar”. Rasulullah S.a.w ; bersabda: “Apakah engkau tahu, seandainya ayahmu mempunyai hutang, kemudian engkau yang membayarnya, bukankah itu sudah cukup baginya?” Ia berkata: “benar”. Rasulullah SAW bersabda: “berhajilah untuknya”.
(HR. Ahmad).

Abu Dzar bertanya kepada Rasulullah SAW, ia berkata: “Bapakku adalah orang yang sangat tua, sehingga tidak mampu berhaji, berumrah atau naik sekedup unta”. Rasulullah SAW bersabda kepadanya: “Berhajilah untuk bapakmu dan berumrahlah”.

Berkata imam Daruqutni: Tokoh dalam sanad ini seluruhnya dapat dipercaya. Yang dimaksudkan dengan naik sekedup unta adalah mengadakan sebuah perjalanan.

Seorang telaki bertanya kepada Rasulullah SAW, ia berkata:  “Sesungguhnya bapakku telah meningga! dunia dan belum melaksanakan ibadah haji. Apakah aku boleh berhaji untuknya?” Rasulullah SAW bersabda: “Apakah engkau tahu, seandainya bapakmu mempunyai hutang, bukankah engkau yang akan membayarnya?” ia berkata: “Benar”. Rasulullah SAW bersabda: “Мака hutang-hutang Allah lebih berhak (dibayar)”.

(HR. Ahmad).

______________________________

Petikan: Judul Asli:  I’lamul Muwaqi’in   An Rabba l-Alamin

Judul Terjemahan : Panduan Hukum Islam

Penulis: Ibnu Qayyim  Al Jauziyah

Fatwa-fatwa Rasulullah SAW Dalam Masalah  Haji MS 803

Orang Yang Mati dan Mempunyai Hutang Puasa

Orang Yang Mati dan Mempunyai Hutang Puasa

Imam Ibnu Qayyim  Al Jauziyah  menulis pada bab Fatwa-fatwa Rasulullah SAW Dalam Masalah Puasa dalam kitabnya I’lamul Muwaqi’in

Nabi s.a.w  bersabda    Maksudnya:

“Sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia. Sementara ia mempunyai tanggungan puasa nadzar. Apakah aku harus berpuasa untuknya?”
Rasulullah SAW menjawab: “Bagaimana pendapatmu jika ibumu mempunyai sebuah hutang, kemudian engkau membayarnya. Bukankah engkau telah membayar hutang itu untuknya?”

Wanita itu berkata:”Benar”.

Rasulullah SAW bersabda: “Berpuasalah untuk ibumu”.
(HR. Bukhari dan Muslim).

Menurut riwayat Abu Daud diceritakan: bahwa seorang wanita sedang berlayar mengarungi lautan, kemudian ia bernadzar. Jika Allah menyelamatkannya maka ia akan berpuasa selama sebulan. Мака Allah menyelamatkannya dan ia belum melaksanakan nadzarnya itu sampai ia meninggal dunia. Kemudian anak perempuannya atau saudara perempuannya menghadap kepada Rasulullah SAW, yang mana Rasulullah SAW kemudian menyuruhnya untuk berpuasa karena ibunya.

_____________________

Petikan: Judul Asli: I’lamul Muwaqi’in   An Rabba l-Alamin

Judul Terjemahan : Panduan Hukum Islam

Penulis: Ibnu Qayyim  Al Jauziyah

Fatwa-fatwa Rasulullah SAW Dalam Masalah Puasa MS 798

RAMADAN BULAN QIAMULAIL

RAMADAN BULAN QIAMULAIL[i]

Allah berfirman Maksudnya:

1. Wahai orang Yang berselimut!. 2. bangunlah sembahyang tahajjud pada waktu malam, selain dari sedikit masa (yang tak dapat tidak untuk berehat), 3. Iaitu separuh dari waktu malam, atau kurangkan sedikit dari separuh itu, 4. ataupun lebihkan (sedikit) daripadanya; dan bacalah Al-Quran Dengan “Tartil“. – (QS 73 :1-4)

Ketika ayat ini turun Rasullah s.a.w segera melaksanakan perintah Allah untuk melaksanakan solat malam. Dalam soalt ini baginda menangis dalam jangka yang lama. Solat itu dilakukan dengan hati yang khusyuk.

Allah berfirman  Maksudnya:

79. dan bangunlah pada sebahagian dari waktu malam serta kerjakanlah “sembahyang tahajjud” padanya, sebagai sembahyang tambahan bagimu; semoga Tuhanmu membangkit dan menempatkanmu pada hari akhirat di tempat Yang Terpuji. – (QS 17:79)

Maksud sabda nabi s.a.w ;

Orang-orang yang mengerjakan solat malam dengan penuh keimanan dan harapan, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa yang telah lalu.[ii]

Baginda s.a.w juga bersabda maksudnya:

Wahai Abdullah, janganlah kamu seperti si fulan yang melakukan solat malam kemudian meninggalkannya.[iii]


[i] Dipetik dari Hikmah Berpuasa Di Bulan Ramadan oleh Dr. Aid Abdullah Al Qarni ms 308-311

[ii] Riwayat Bukhari  37-2009 dan Muslim 759

[iii] Riwayat Bukhari  1152 dan Muslim 185

PUASA ADALAH RUKUN ISLAM

PUASA ADALAH RUKUN ISLAM #

Puasa Ramadan mula diwajibkan pada tahun kedua hijrah. Baginda juga sempat melakukannya selama sembilan kali. Berkata Ibnu Hajar: “Puasa Rasulullah 29 hari lebih banyak dari puasa 30 hari”.[1]

Pada bulan Ramadan diwajibkan berpuasa. Kerana puasa Ramadan termasuk salah satu rukun Islam yang lima. Rasulullah bersabda:

“Dibina Islam itu di atas lima perkara: Syahadat bahawa tiada ilah (tuhan yang wajib diibadahi) melainkan hanya Allah dan Muhamnmad adalah Rasulullah, mendirikan solat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadan dan haji ke Baitullah”. [2]

“Puasa dan al-Quran memberi syafaat kepada yang berpuasa di Hari Kiamat, puasa berkata: Wahai Rabbku, aku meghalanginya dari makan dan syahwat, berilah dia syafaat keranaku! Al-Quran berkata: Aku menghalanginya dari tidur malam, berilah syafaat keranaku. Rasulullah bersabda: Keduanya memberi syafaat”.[3]

# Dipetik dari Berpuasa dan Bersahur Menurut Sunah oleh Ustaz Rasul Dahari dan beliau memetik sumber pada nota kaki di bawah:


[1] H/R Abu Daud 11/297. No. 2322

[2] H/R Bukhari.

[3] H/R Ahmad 6626. Hakim 1/554. Abu Nu’im 8/161 dari jalan Huyaiy bin Abdullah dari Abdurrahman al-Hubli dari Abdullah bin ‘Amr yang sanadnya hasan. Al-Haitami berkata di dalam Majmu’ Zawaid 3/181. Tabrani dalam “Al-Kabir” dan perawinya sahih.